Minggu, 16 Juni 2013

Humor Adalah Obat Terbaik :D

re-share dari artikel milik Kang Asep Haerul Gani

1. Humor itu apaan sih?
Humor adalah State. Humor adalah kemampuan yang diduga hanya dikembangkan oleh Manusia. Humor melibatkan aktifitas fisik, emosi, dan terlebih adalah pemikiran. Humor menggunakan pemikiran lateral yang juga digunakan dalam pembuatan karya-karya kreatif dan pengalaman Aha para penemu.
Humor punya silogisme tersendiri. Dalam humor ada ketimpangan, ada kesenjangan, ada loncatan, ada kekurangan, ada kontradiksi, ada kekagetan, ada keterkejutan, ada wawasan, ada kesadaran baru, dan hal yang penting ada riang.

2. Sense of humor
Sense of Humor adalah kompetensi. Agar kompeten dalam hal humor seseorang harus mampu disosiatif (membuat jarak dengan dirinya), transcendent (melesat mengatasi kenistaan dirinya), meta/beyond (keluar melampaui kungkungan dirinya), memetakan peristiwa, fakta dan cerita dan menggunakan beragam cara pandang (perceptual position), dan mendapatkan fokus (trance) dalam memutuskan sikap dan tindakan terbaik untuk diri sendiri.
Dengan demikian sense of humor tidak selalu identik dengan tertawa. Ada memang humor yang memancing tawa, itupun lebih mengarah kepada mentertawakan diri sendiri, cermin dari kesediaan menerima diri. Mentertawakan orang lain apalagi dengan tujuan merendahkan orang lain, tentunya bukanlah humor. Dan kalau toh itu dipandang humor, bukanlah humor yang sehat dan menyehatkan.
Dalam perilakunya bisa saja orang yang mempunyai sense of humor menjadi tercenung, tersenyum, tertawa lirih, tertawa terbahak-bahak, bahkan merenung, diam menangis. Bukan menangis sedih yang membuat kerutan wajah berlipat. Namun tangisan riang dengan wajah bersinar.

3. Humor itu hypnotic state?
Karena keadaan hypnotic dicirikan ada by pass dan bridge among mode of thinking, frame-deframe-reframe,dissociatif, regressif bahkan progressif, trance, cataleptic dan ada perilaku lain yang mucul akibat perubahan dari dalam diri, maka humor dapat dikategorikan hypnotic state.
Karena ciri-ciri itulah, saya menduga Drs. R.H. Wiwoho, MSc, dalam workshop Mastering Hypnosisnya menjadikan HUMOR sebagai bagian dari materi yang dilatihkan.

4. Tujuh contoh perubahan menempuh lajur humor
Berikut ini saya tuliskan tujuh kasus yang saya temukan kembali dari perjalanan hidup saya sebagai diri pribadi, sebagai karyawan, sebagai anggota organisasi, sebagai dosen, sebagai trainer juga sebagai pengasuh pontren hypnotherapy.
Semua cerita berikut dijamin nyata, ada dan pernah terjadi. Tentu saja identitas dari para pelaku harus saya hormati, sehingga saya harus mengubah nama para pelaku, tempat dan waktu kejadian.
Ada cerita saya pribadi di dalamnya, bagi yang telah mengenal saya tentu dengan mudah menebaknya. Sebagian besar adalah cerita para guru saya yang datang menghampiri saya melatihkan menggunakan Humor untuk menjadikan mereka terbebaskan dan merdeka.
Mengenai angka 7, mengikuti tradisi filosofi ulayat juga dalam budaya Arab untuk menggambarkan banyak. Cuman itu, tiada lain. Agar lebih percaya lagi saya berani bersumpah “ hidup bahagia, kaya raya, banyak karya dan kontribusi pada sesama, bersama hadirat Allah sepanjang hayat, saat qiamat, juga kelak di akirat”. Hehehe. Amin Allahumma Amiin.

Kasus 1. Bila bapak saja nggak mau tahu, apalah lagi yang diharapkan dari saya
Dalam sebuah rapat organisasi, sang Ketua Umum ngomel , mendatangi kursi sang Sekjen dan berkata “ Pokoknya saya nggak mau tahu anggota organisasi kita ini semakin banyak yang mengundurkan diri dan malah pindah ke organisasi lain, menjadi anggota pesaing organisasi kita pula!” .
Sang Sekjen, santai , senyum, menarik nafas dan menjawab “ Bila Bapak saja yang menjadi ketua umum dari organisasi ini sudah tidak mau tahu, apalah lagi yang diharapkan dari saya?”

Kasus 2. Yang bercerai sebelum menikah
“Dewi Asri kapan nih ngundang meghadiri pernikahanmu? Bukankah ta’aruf (perkenalan) kamu dengan Mundinglaya sudah cukup lama, dan bukankah masing-masing keluarga sudah ridho?
“Wah… Pak, Bu…. Saya takut menikah..”
“Apanya yang kamu takutkan…?”
“Kayaknya yang saya lihat di TV banyak orang yang kemudian bercerai setelah beberapa bulan menikah…
“ Lalu orang tersebut setelah itu….?
“ Menikah lagi Pak… Bu…..
“Dari ceritamu, kamu kan bisa mengambil kesimpulan bahwa menikah itu tidak berbahaya, bahkan menyenangkan, buktinya orang-orang yang di TV itu menikahnya saja 2 kali, bercerainya 1 kali, itu membuktikan bahwa menikah lebih enak . Hehehe. Jadi kapan menikah ?“
“ Dengar cerita bapak tadi, hehehe, Insya Allah saya setujui usulan Mundinglaya untuk aqad dan walimah mawlid ini”
“ Syukron Jaziylan!”

Kasus 3. Di sini kita kan bikin PR bukan untuk kawin, apalagi nyandung (poligami)
Saat bersekolah di SMP, Lutung Kasarung, seringkali dikerumuni gadis-gadis cantik yang meminta menjawab sejumlah PR bahasa Inggris, Matematika dan Fisika. Karuan saja pria lain yang merasa lebih kasep (ganteng),beunghar (tajir) dan menak (turunan ningrat), menjadi cemburu bahkan dengki. Salah satunya adalah Indra Jaya.
Suatu kali di kantin samping sekolah, ketika Lutung Kasarung dirubung gadis-gadis cantik, Indra Jaya datang dan berkata, “Hei cantik, jangan dekat-dekat dengan Si Lutung Kasarung. Dia kan anak seorang ahlinyandung. Bisa-bisa kalian dicandung pula”.
Gadis-gadis cantik kaget, terdiam dan melihat wajah Lutung Kasarung. Menyadari tatapan gadis-gadis cantik dan kata-kata provokasi Lutung Kasarung, Lutung Kasarung menjawab “ iya cantik, apa yang dikatakan Indra Jaya itu sangat benar. Tak ada yang perlu dipersalahkan. Saking ahli nyandungnya, ayah saya sempat menikahi sembilan wanita termasuk ibu saya. Bahkan saya sangat bangga karenanya. Ayah saya mempunyai kemampuan memberikan pengaruh baik sehingga sejumlah orangtua dari wanita datang minta agar anaknya diperistri”.
gadis cantik kaget mendengar uraian Lutung Kasarung “Kemampuan memberi pengaruh baik ini menurun pada saya. Karena itu saya mampu berprestasi baik sehingga neng cantik datang bertanya kepada saya. Saya tidak tahu siapa dan prestasi ayah anda, Indra Jaya. Mudah-mudahan saja cara-cara anda merebut perhatian dengan cara-cara kampungan seperti ini adalah buatan anda bukan diturunkan dari ayah Anda”. Kata Lutung Kasarung lagi
Indra Jaya bingung harus menjawab apa. Apalagi Purbasari , gadis tercantik yang ditaksirnya yang ada di antara gadis-gadis cantik berkata, “ Sudahlah Lutung Kasarung, abaikan saja omongannya, lagipula kita disini cuma bikin PR, bukan untuk kawin, apalagi nyandung”.

Kasus 4. Karena masalah-masalah itulah Anda dibutuhkan
Seorang karyawan yang dikenal professional dalam masa percobaan di perusahaan baru. Awalnya ia bangga dapat bergabung dengan perusahaan tersebt karena selain mendapatkan paket remunerasi dan beneft yang di atas pasar , ia juga diberi kesematan untuk seluas-luasnya melakukan eksperimentasi, sesuatu yang hapir sukar diperoleh di perusahaan sebelumnya yang seluruh prosesya sudah baku.
Akan tetapi betapa kagetnya ia, ketika di semua lini dalam rentang perhatiannya sungguh di bawah standard. Ia menemui Human Capital Director, meminta waktunya dan mengeluh “ Masya Allah perusahaan ini kok di bawah standard. Belum ada ISO, belum ada SOP, belum ada policy dalam hal-hal yang strategis. Hubungan dengan pelanggan belum terbentuk sistemnya. Pekerjanya kurang disiplin dan bekerja tidak mengindahkan kaidah K3. Para Managernya tidak mendidik, melatih dan mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Management gaya apa yang diterapkan di Perusahaan ini ? “
“Baik, terima kasih Anda langsung menyampaikan kepada saya keluhan Anda. Jawaban saya adalah akan mengagetkan Anda. Bila perusahaan ini di atas standard. ISO, SOP, dan policy dalam hal-hal yang strategis ada dan diterapkan dengan baik. Hubungan dengan pelanggan sangat baik dengan system yang memudahkan dan menguntungkan kedua belah pihak. Pekerjanya sangat disiplin, produktif dan bekerja mengindahkan kaidah K3. Para Managernya sangat mendidik, melatih dan mendelegasikan tugas kepada bawahannya. Bila perusahaan ini dalam kondisi seperti itu, apakah perusahaan ini akan membuka lowongan untuk professional hebat dengan remunerasi di atas harga pasar? Tegasnya, apakah Anda saat ini akan ada disini?
Sang karyawan professional terdiam, lalu tersenyum , tertawa, kemudian berkata “ Terima kasih, Anda sudah mengingatkan saya mengenai hal ini. Iya ya… justru masalah-masalah itulah saya dibutuhkan”.

Kasus 5. Untunglah ! kerja itu meskipun dimarahi tetap dibayar
Seisi kantor pusat kayanya sudah tahu cerita Prita Lidia, sang Manager Pemasaran yang dimarahi Presdir di rapat awal tahun dan ditunjukkan kekeliruannya dalam pembuatan laporan dari departemennya yang untung saja tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis.
Sejak kejadian itu Direktur dan Manager terbagi ke dalam 3 kelompok. Kelompok pendukung Prita yang ingin tetap Prita bertahan dan berkarya, Kelompok kontra Prita Lidia yang melakukan maneuver agar ia dikucilkan bahkan dipecat dan Kelompok tidak peduli dengan argument “lho itu kan masalahnya, ngapain gua pikirin”.
Mengetahui keadaan ini tidak kondusif, Direktur Pemasaran, atasan Prita Lidia memanggilnya untuk bicara delapan mata (baik Prita maupun sang Boss berkacamata). “Prita, satu bulan lalu Presdir marah di muka umum, dan saya dapati kamu santai saja, sumringah, bahkan kerja kamu lebih produktif dan lebh baik, bahkan sang Presdir sempat ngomong menyesal dengan kelakuannya bulan lalu. Kamu ini punya ilmu apa, sih …?
“Saya sebenarnya hanya punya ilmu sadar diri saja pak!”
“Apa itu ilmu sadar diri..?”
“ Saat Presdir marah dan menunjukkan kekeliruan yang saya lakukan , awalnya ada emosi yang mendesak, darah naik ke kepala dan memicu pikiran untuk segera keluar saat itu juga. Pikiran itu segera saya tepis dengan menarik nafas yang penuh dan rileks. Pikiran segar datang dan mengatakan kepada saya, ‘ Amboy … enaknya bekerja di sini, ketika saya melakukan kekeliruan pun, saya mendapatkan perhatian dalam bentuk pembicaraan bernada tinggi yang membangunkan. Dan yang penting pak. Sekalipun kata orang saya dimarahi, bahkan dimarahi pun saya mendapatkan bayaran. Apa saya nggak perlu bersyukur pak?”

Kasus 6. Apa iya menjadi pemandu NLP akan menyebabkan perceraian?
Salah satu peserta workshop, sambil mengantar pemandu workshop ke bandara, memulai obrolan dan bertanya, “ Kang, akang tahu Bandler bercerai? Anthony Robin bercerai? Bahkan pemandu NLP dari negeri sendiri pun seperti si X, Y dan Z pernikahannya bubar. Apa yang salah dengan NLP sehingga banyak tokoh NLP yang kawin-cerai? “
Pemandu workshop malah bertanya balik “ Saya mencium ada gelagat dalam pertanyaan Anda, apakah Anda sedang merencanakan atau dalam proses perceraian?” Penanya yang mendapatkan jawaban berupa pertanyaan, kemudian terdiam sedemikian lama dalam posisi body cataleptic.
Saat itu sang pemandu nyerocos “Meminjam prinsip Cognitive Behavior Therapy, anda perlu menjernihkan cara berpikir. OK lah Bandler bercerai, Anthony Robin bercerai, Beberapa pemandu dan motivator NLP yang anda kenal di Indonesia bercerai. Tapi itu hanyalah beberapa orang saja dari sedemikian banyak yang belajar NLP. Saya malah punya daftar banyak orang yang belajar NLP keluarganya damai, bahagia dan sukses. Bila Anda dalam proses perceraian, tak perlulah dikaitkan dengan NLP, toh bila proses pembinaan rumah tangganya tidak pernah dilakukan itu sama dengan proses perceraian sedang dilakukan. Berbeda degan Anda, saya malah berpikir NLP telah mengubah hidup mereka menjadi keluarga yang sakinah, mawadah wa rohmah (damai, penuh cinta dan kasih)”.
“ Lalu darimana akang tahu bahwa saya dalam proses perceraian? “ . Sang pemandu menjawab “Dari mulai Anda mengajukan pertanyaan tentang perceraian dengan argument NLP dan sebagian kecil tokohnya sebagai pembenaran . Dan ketahuilah saya menjadi tahu persis Anda dalam proses perceraian justru dari pertanyaan Anda barusan !” .
“ Sialan…. Ketahuan deh….Hahaha! “ kata sang Penanya sambil nyengir kuda.
“Kena deh lu….. Hahaha!” kata sang pemandu workshop tergelak.

Kasus 7. Ketika Bos memamerkan pukulan Karatenya
Lima manager dipanggil oleh Direktur yang hampir pensiun. Undangan rapat dadakan pagi hari. Tak ada satupun yang tahu agenda yang akan dibicarakan. Direktur dan 5 manager mengepung meja bundar. Direktur menatap satu persatu peserta lalu menarik nafas panjang menahan dan menghmebuskannya. Lalu diam menatap ke depan dengan tatapan kosong . Hening mencekam .
Eka yang duduk di samping kanan Boss menoleh ke kanan dan berbisik ke Dwi yang duduk di samping kanannya “Stt… ada apa nih, coba dong mulai ngomong, ente kan paling berani ama si Boss”. Saat yang sama Tri menyentuh dengan siku kiri sambil berbisik “ngomong dong!!!”. Sementara itu dari sebrang meja, Catur dan Panca mengedip-ngedipkan mata memberi kode untuk membuka pembicaraan.
Tiba-tiba saja, Boss memandang sekeliling menatap nanar Panca, Catur dan Dwi lalu mengangkat tangan kanannya, mengepalkan tangan dan menggebrak meja . “Barak…..Brakkk ……Brakkkk!!!! “. Meja bundar kecil kayu itu ambrol, gelas-gelas goblet berisi air berjatuhan. Dalam keadaan genting itu, Dwi yang mengetahui Sang Direktur sering dihampiri hipertensi, segera keluar, kemudian muncul lagi membawa air segelas. Ia meminta sang direktur untuk tenang dan meminum air. Setelah tenang, ia meminta rapat diskors dan dimulai lagi setelah makan siang. Sang Direktur menyetujui dan membubarkan rapat.
Eka, Dwi, Tri, Catur dan Panca kembali ke tempatnya masing-masing. Eka alerginya kumat, di sekurjur badannya tiba-tiba saja muncul bintik-bintik merah. Tri segera mengambil alat hirup dari tasnya untuk mengatasi asthmanya yang tiba-tiba saja datang. Catur ulang kali keluar masuk toilet. Panca kelihatan agak tenang mengubur diri dalam ruangannya, dan ternyata sedang sibuk mengirimkan update CV terakhirnya ke sejumlah executive search. Sementara Dwi kembali lagi ke pekerjaannya seperti tak terjadi apa-apa.
Saat istirahat, usai sholat Dzuhur, Eka, Tri , Catur, Panca melabrak Dwi yang dituduh tak berespon tepat atas kelakukan Boss. Dwi menjawab dengan ringan “ Lho…. Apanya yang harus dikhawatirkan sih. Coba deh…kita putar lagi apa yang kita lihat tadi. Si Boss itu dulunya atlit Karate. Tadi ia pukulkan tangannya ke meja , tiga kali, mejanya ambrol. Yang rusak… ya mejanya si Boss. Dia kan yang akan ganti. Kalau toh karena mukulnya itu menjadikan tangannya sakit, maklum udah ngak pernah berlatih lama, toh yang sakitnya pun si Boss. Coba ruginya kita apa…..? Udah yuk kita kembali rapat! ”.

5. Epilog
Saya tidak tahu persis perubahan apa yang sedang terjadi pada diri Anda usai membaca tulisan ini. Saya tidak tahu persis kesadaran apa yang muncul di benak Anda setelah membaca tujuh kasus ini. Sekalipun demikian, biarlah kesadaran Anda yang luhur memilihkan yang terbaik untuk Anda. Biarkanlah kesadaran Anda kemudian menjelajahi kembali pengalaman di masa lalu, dan memunculkan Humor-humor dalam diri Anda, sehingga Anda semakin bugar, segar, merdeka dan bahagia.

Rabu, 22 Mei 2013

Sabar Itu Tidak Ada Batasnya



Assalamualaikum wr wb


Hello guys,

   Artikel ku kali ini akan membahas tentang sabar itu tidak ada batasnya, dimulai aja yaa..




   Banyak sekali orang yang mengungkapkan “kesabaran itu ada batasnya” ketika mereka sudah mengalami jalan buntu atau sesuatu yang sulit dicari jalan keluarnya. Padahal, Tuhan senantiasa menyediakan jalan keluar bagi setiap permasalahan hidup manusia di dunia asalkan mampu ikhlas dan sabar saat menghadapi ujian dan cobaan tersebut.

   Jadi, sebenarnya kesabaran itu tidak ada batasnya. Apa sih kesabaran itu ? jangan-jangan kita masih belum tahu arti dari kesabaran. Sebelum kita mengatakan kalau “aku orang sabar” sabar adalah pilar kebahagiaan seseorang. Dengan kesabaran itulah orang akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten dalam menjalankan ketaatan dan pastinya akan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.

  Tapi seringkali ketika kita mendapatkan suatu permasalahan kita justru berprasangka buruk bahwa Tuhan pilih kasih dan tidak sayang kita. Padahal supaya permasalahan yang kita hadapi terasa ringan, maka kita harus menjaga persangkaan yang baik kepada Tuhan terhadap ujian permasalahan yang diberikan kepada kita. Dengan perasaan positif tersebut kita akan mampu bersabar dan bisa berfikir jernih untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi. Kita harus berusaha sabar dan ikhlas.

   Sabar dan ikhlas adalah kunci utama dalam menghadapi permasalahan yang ditimpakan kepada kita. Hanya dengan sabar dan ikhlas pula semua permasalahan tersebut akan terasa ringan untuk kita hadapi dan akan membuahkan kebahagiaan hidup yang manis, yakni ketentraman dan kedamaian di dunia dan akhirat.

“Happiness often comes to us in the form of pain, loss, and disappointment, but with patience, we will immediately wrapped its original form”

Senin, 20 Mei 2013

Curhat JOMBLO

gaulislam edisi edisi 285/tahun ke-6 (27 Jumadil Awal 1434 H/ 8 April 2013)


Kamu pernah baca buku saya yang judulnya Jomblo’s Diary belum? Belum? Waduh, sayang sekali ya. Padahal buku itu terbit tahun 2010 lalu (hehehe…). Tetapi jangan khawatir, sedikit bocorannya saya tuliskan untuk buletin gaulislam edisi ini. Jujur, saya sendiri merasa tergelitik dengan istilah jomblo. Abisnya, kata jomblo tuh sebenarnya untuk ‘perawan tua’. Eh, sekarang, anak umur 9 tahun aja berani bilang, “gue lagi jomblo!” Waduuuh… Selain itu, alasan menurunkan tulisan ini di buletin karena lebih dari 80 persen pengirim SMS curhat ke gaulislam adalah tentang problem dengan lawan jenis: pacaran, ngadepin mantan, juga kesepian karena belum laku (jomblo). Halah!
Bro en Sis rahimakumullah, nggak usah lama-lama, berikut ini saya kutipkan seperlunya dari beberapa bagian artikel di buku saya tersebut. Kalo pengen lengkap ya beli aja bukunya. Ok? Hehehe.. sekalian numpang promo! Ini nih curhatan para jomblo, tetapi dengan kondisi ingin tetap selamat tanpa pacaran. Met nyimak aja deh nih:
“Gue ngerasa harus realistis. Meski kalo ngomongin soal “kepengen” sih, emang it’s hard to understand kondisi gue kayak sekarang tuh. Tapi akhirnya gue harus terima kenyataan bahwa memang gue jomblo. It’s ok. Gue mencoba untuk melatih hati dan pikiran untuk nerima kondisi seperti ini. Berubah dari sebuah pemahaman yang dulu emang sulit, tapi bukan berarti tak bisa dilakukan. Gue mulai mencoba jujur kepada diri gue sendiri, gue harus terima banyak nasihat, gue juga udah belajar banyak dari temen-temen baru gue. Meski berat menurut ukuran hawa nafsu gue, tapi gue berusaha dan terus berupaya untuk mengubah pandangan gue yang lama dengan pencerahan baru yang gue dapetin. Gue nggak termasuk makhluk yang anti perubahan. Gue harus berubah jika itu yang terbaik menurut gue dan sesuai tuntunan ajaran agama gue. Setidaknya gue setuju dengan pendapat temen-temen baru gue yang udah ngajarin tentang banyak hal seputar jomblo dan juga agama. Gue setuju.
Diary, gue ngerasa harus realistis. Karena memang kenyataannya gue masih jomblo. Gue mungkin akan tetap ngejomblo daripada gue harus ngorbanin kehormatan gue, daripada gue harus ikut-ikutan ancur ngelakuin perbuatan yang dilarang agama. Gue nggak mau main api lagi kalo belum siap segalanya. Gue masih harus banyak belajar dan gue harus fokus untuk belajar. Usia gue masih belia dibanding mas-mas yang udah ngajarin gue tentang hal ini. Gue malu juga, mereka yang udah siap secara biologis dan kesempatan, masih memperhatikan banyak hal, termasuk yang utama ajaran agamanya. Mereka tetap ngejomblo selama belum ada kesempatan, niat, dan sarana yang mendukung untuk menikah. Ingat lho, “menikah”, bukan “pacaran”.
Gue memang harus realistis. Gue terima kenyataan bahwa gue masih ngejomblo. Tapi bukan berarti gue sepi kegiatan. Gue masih keren meski tanpa cewek yang menjadi pacar gue. Status gue masih tetep mulia sebagai seorang manusia yang mencoba untuk bertakwa. Gue bukan sedang menghibur diri, tapi emang gue berusaha untuk berubah. Berubah dari kondisi di mana gue ngerasa dihantui dengan predikat jomblo, menjadi gue merasa enjoy dan terima kenyataan bahwa gue jomblo. Saat ini yang penting bagi gue adalah gue nyadar bahwa apa yang gue lakuin pasti bakalan dimintai pertangunganjawabnya di hadapan Allah Swt. Tuhan gue. Ah, ini memang soal cara pandang dan budaya aja bagi gue. Seperti yang pernah disampaikan sama temen-temen gue yang mahasiswa itu yag tempat kosnya dekat dengan rumah ortu gue.
Diary, dulu gue menilai jadi jomblo itu kutukan karena gue memandang bahwa menjadi pria sejati yang dewasa itu adalah diukur dari bagaimana kedekatan dan prestasi dia dengan lawan jenisnya. Gue dapetin doktrin dari temen-temen gue. Sekarang gue nyadar dan realistis bahwa ternyata ada banyak orang yang berbeda pendapat dalam satu masalah, termasuk memandang persoalan jomblo. Gue yakin dan sadar diri bahwa masih banyak orang yang ngejomblo bukan soal nggak laku di pasaran. Selain mereka menyakini soal jodoh yang dikasih dari Allah Swt., juga karena mereka tidak ingin mengkhianati ketaatannya kepada Dia yang memberi kehidupan kepada mereka. Mereka tidak mau berbuat maksiat hanya demi melepas status jomblo.
Gue tahu mereka hanya sedang bertahan untuk tetap mencintai Allah Swt. Gue tahu mereka hanya sedang bersabar atas ujian dan bersyukur atas semua yang diberikan Allah Swt kepada mereka. Mereka memilih jalan terjal penuh cemooh dan sindiran bahwa mereka nggak laku dan bujang lapuk atau perawan tua. Sesungguhnyalah, mereka adalah orang-orang yang menurut gue sangat unik dan langka di tengah bergeletakannya orang-orang yang memuja hedonisme dan permisifisme (duilee.. gue ngedadak jadi pinter kayak mas-mas mahasiswa ya? Hehehe.. ternyata diem-diem otak gue sebenarnya merekam semua yang gue lihat). Terima kasih ya Allah…
Gue memang harus mulai realistis, memahaminya dan menjadikan pilihan dengan kondisi gue yang lagi jomblo gini. Gue nggak akan merana. Gue akan bangun persepsi dalam pikiran gue sendiri bahwa jomblo itu bukan aib. Jomblo bisa jadi sengsara membawa nikmat. Sengsara? Nikmat? Iya, jadi jomblo bisa dipersepsi sebagai sebuah kesengsaraan karena kalo kita nggak tahan-tahan amat, bakalan stres. Kalo usia udah di atas kepala tiga, khususnya buat yang cewek, kalo ada pertanyaan: “kapan nikah?” Wuih.. gue empati.. dia mungkin sedih meski menutupi kesedihannya dengan senyumnya yang ditebar ke mereka yang bertanya. Kalo yang cowok mungkin nggak terlalu menjadi beban, meski ada juga yang kalo diledekin terus bisa ngebul ubun-ubun dan akhirnya stres juga. Hehehhe.. (ini bukan perasaan gue, gue cuma merasa diwakili aja sama temen gue hahahaha…).
Diary, gue harus, dan memang harus terima kenyataan. Bahwa gue sampai saat ini masih jomblo. Gue udah nggak peduli juga bila lima tahun ke depan gue masih ngejomblo. Gue cuma berpikir: gue harus fokus belajar; gue nggak mau kehormatan gue di hadapan Allah Swt. dinodai dengan kemaksiatan yang gue lakuin kalo sampe gue pacaran gara-gara ogah disebut jomblo; gue akan tetap menjomblo sampai suatu saat gue udah mampu dan gue udah dapetin kesempatan serta gue udah ketemu seseorang yang gue cintai dan (tentu dia mencintai dan sayang sama gue), baru deh mikir-mikir untuk nikah. Saat itu, status jomblo gue lepas tapi menuju status resmi: pernikahan. Hahaha.. kayaknya masih jauh deh. Tapi cita-cita boleh kan? Swit Swiiiw..
Bener banget. Gue juga pengen kayak orang-orang yang hidupnya bener, teratur, dan terarah. Gue sering denger omongan mama gue bahwa hidup ini kudu jadi orang baik-baik, berguna buat diri sendiri, kebanggaan keluarga, disenangi teman-teman, dan keberadaan gue sebagai manusia kudu bermanfaat bagi mereka sehingga mereka merasa kehilangan ketika gue nggak ada. Ah, gue memang kudu banyak belajar dalam hidup ini. Salah satunya, gue nggak mau melepas kejomboloan gue dengan cara yang maksiat. Gue harus sadar diri, bahwa apapun yang gue lakuin dalam hidup ini bakalan dimintai pertanggunganjawabnya oleh Allah Swt. Gue akan berusaha menjadi orang yang baik-baik dan gue pasti bisa. Doain gue ya.
Diary, tadi pagi gue ketemu temen-temen gue yang lama. Masih seperti biasa, mereka ngompori gue untuk hunting cewek lagi. Meski gue udah jelasin kalo gue udah punya pandangan berbeda ama mereka, tapi mereka maksa gue untuk ninggalin pandangan gue yang kata mereka tuh kagak gaul dan nggak bisa buktiin kejantanan. Gila! Memangnya kalo gue ngejomblo banci apa? Gue sebenarnya marah, tapi seperti biasa gue nggak berani untuk unjuk tinju. Gue berusaha sabar. Omongan mereka nggak gue dengerin. Ya, gue berusaha agar prinsip gue kali ini nggak tergerus omongan sesat temen-temen gue itu.
“Ngapain sih lo ngejomblo mulu? Apa nggak sayang tuh hidupmu dibuang sia-sia tanpa keindahan dan kebahagian dengan para cewek?” mereka nyindir gue sambil terbahak. Gue sakit hati, gue marah. Tapi gue tetap nggak bisa melawan mereka. Mungkin gue emang orangnya nggak tegaan (atau emang gue penakut?). Gue nggak peduli. Tapi itulah kenyataannya. Temen-temen gue nggak berubah. Mereka tetap seperti itu. Apalagi gue kayaknya nggak terlalu dianggap. Perubahan gue pun menurut mereka bukanlah hal yang istimewa. It’s ok. Bagi gue nggak masalah. Justru gue yang ngerasa kasihan kepada temen-temen gue yang makin terlalu jauh melangkah ninggalin yang sebenarnya perlu mereka pagang erat, yakni prinsip hidup dalam memegang kebenaran ajaran agama, Islam.
Oke lah, gue nggak terlalu mikirin temen-temen gue itu. Saat ini, gue lebih fokus gimana caranya supaya gue tetap tabah nerima kenyataan bahwa gue emang jomblo. Gue harus berusaha lebih keras agar bisa meyakinkan diri gue sendiri dengan apa yang gue ambil. Ini pilihan hidup gue untuk saat ini. Gue tetap akan menjadi jomblo sampai batas waktu yang belum gue tahu. Gue akan berusaha untuk tegar terima kenyataan. Semoga gue tabah. Nggak tergoda untuk ngelakuin hal-hal konyol yang pernah gue lakuin dulu, atau bahkan hal yang udah pasti dosa. Gue berusaha untuk tetap di track yang benar yang gue yakini.”

Lalu, apa?
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, itulah sekilas dari buku saya yang berjudul “Jomblo’s Diary”. Ya, itu contoh beberapa curhat mereka yang jomblo tetapi ingin tetap bertahan dalam kebenaran Islam. Dengan kata lain, mereka sih nggak masalah deh ngejomblo juga, asalkan jangan pacaran, karena pacaran adalah maksiat dan tentu saja berdosa kalo dilakukan. Prinsip keren tuh! Kamu pasti bisa juga bersikap seperti itu kan?
Lalu apa dan bagaimana? Tetaplah menjomblo sampai waktumu udah siap menikah. Jangan pacaran, jangan dekati mereka yang pacaran. Sebaliknya, kuatkan imanmu, jaga akidahmu, mantapkan ilmumu, eratkan ikatanmu terhadap syariat Islam, dan lebih keren lagi selamatkan mereka yang masih jomblo dengan dakwahmu. Ajak mereka untuk tetap sabar, tawakal, belajar, dan tentu saja menjauhi aktvitas pacaran. Keren kan? So, pasti! [solihin | Twitter@osolihin]